CERITA DEWASA – Sari merupakan seorang mahasiswi kedokteran dari sebuah universitas swasta di Yogyakarta yang terkenal
memiliki banyak mahasiswi cantik-cantik serta seksi. Tidak hanya itu saja, disana juga banyak mahasiswi
yang katanya bisa di-booking, walaupun dengan harga mahal tentunya. Sari sendiri merupakan mahasiswi
kedokteran yang sebentar lagi akan melakukan praktek di daerah terpencil di daerah Purwokerto, Jawa
Tengah.
Sari mempunyai seorang pacar yang bernama Rangga, dia hanyalah seorang buruh pabrik, walaupun begitu
tekad kerja keras untuk menjadi tulang punggung keluarganya-lah yang membuat Sari jatuh hati dan
akhirnya bersedia menjadi pacarnya. Sari sendiri memakai hijab modern ketika keluar rumah, tapi tidak
ketika bersama Rangga, seperti sore itu di kontrakan Rangga.
“Aaaaaahhhhh.. uuhh.. Ranggaaa.. nikmatnya, sayangg!” teriakan dan desahan nikmat berasal dari bibir
seorang calon dokter yang sehari-harinya berhijab, Sari.
Dia sedang mendaki bukit kenikmatan bersama kekasihnya, Rangga. Seperti biasa, sore itu ketika semua
teman Rangga pulang ke kampung halamannya masing-masing, dia mengayuh perahu birahi bersama Sari.
“Uuuccchh.. memek kamu enak banget ngejepit kontol aku, sayangg.. uuchh!” Rangga hampir tidak tahan
untuk menyemprotkan isi testisnya ketika Sari berkata,
“Iya, kontol kamu juga nusuk banget ke dalem memek aku, bebbb!” Sari yang saat itu hanya tinggal
memakai bra, masih menggoyang pantatnya di atas pangkuan Rangga.
“Uuuhh.. kamu kuat banget sih, sayangg? Udah 15 menit belum keluar juga! Uuuhh!” Rambutnya yang tergerai
panjang membuat kesan menggairahkan bagi Rangga.
“Aku udah mau keluar, Yang! Uuuhh.. aku harus keluar dimana nih?” Rangga sudah sangat ingin mengeluarkan
spermanya dari tadi pagi ketika melihat foto-foto selfie telanjang Sari yang dikirim via Line.
“Di luar, Sayangg! Uhh.. aku masih masa subur soalnya nih. Uuhh.. bareng-bareng ya, sayangg!” Sari
mengingatkan.
Crott! Crott! Hampir lima kali semprotan sperma dari penis Rangga akhirnya jatuh ke atas perutnya
sendiri ketika penisnya dikeluarkan dari vagina sempit Sari.
Sari pun membantu dengan mengocok npenis Rangga agar semua isinya keluar, serta sesekali mengulumnya
juga.
“Uuuhh.. sayangku Sari, makasih ya buat ngentot sore ini. Uuuhh.. aku keluar banyak banget nih!” Rangga
tidak sadar bahwa Sari hampir klimaks tapi belum mencapai puncak orgasme.
Oleh karena itu, dia seolah tidak peduli ketika jatuh tertidur dan Sari mengocok vaginanya sendiri
dengan dua jari tangannya sendiri.
“Uuuhh.. uuhh.. Rangga, kontol kamu enak banget. Uuhh.. memekku bakal selalu kangen kontol kamu kalo aku
udah di Purwokerto! Uuuhh.. kontol kamu boleh aku bawa gak? Uuuhh!” Itulah kebiasaan Sari untuk
menaikkan birahinya, bicara kotor. Dan akhirnya,
Crott! Crott Croootttt! Sari mencapai puncak orgasmenya dan ikut tidur di sebelah Rangga yang sudah
terlelap lebih dulu. Sari tidak tersenyum.
Keesokan harinya.. Sari terbangun dan memakai sebuah kemeja putih polos yang terlalu besar ukurannya
karena itu punya Rangga, dan di dalamnya ia tidak memakai daleman. Dia menuju dapur dan mengambil minum
ketika ada suara pintu diketuk.
Tok! Tok! Tok! itu ternyata adalah Pak Jarwo, ketua RT disini. Sari mengenakan hotpants dan
mengancingkan kemejanya sampai atas, dia lalu membuka pintu.
“Iya, Pak Jarwo kan? Ada apa ya, Pak?”
“Eh, ada mbak Sari. Begini, mbak, ada sesuatu yang harus dibicarakan. Boleh saya masuk? Mas Rangga-nya
ada? Atau teman-temannya yang lain?”Bingunglah Sari untuk menjawab pertanyaan tersebut, kalau dibilang
ada maka teman-teman Rangga akan dipanggil.
Cerita Sex Nafsu Tak Tertahankan Tapi kalau dijawab tidak ada, maka Sari dan Rangga akan langsung diarak keliling desa karena dituduh
berbuat asusila. Mata Pak Jarwo pun tak pernah lepas dari paha putih milik Sari, wanita yang selama ini
tertutup dan memakai hijab ternyata bisa menjadi binal juga, begitulah pikir Pak Jarwo. Prediksi Togel
“Tidak ada, Pak.” akhirnya Sari menjawab dengan jujur. Pak Jarwo tersenyum licik.
“Ah, begini… tadi malam ada laporan dari warga bahwa mbak Sari menginap berdua disini dengan mas
Rangga.
Sudah menjadi etika moral disini bahwa hal tersebut tidak diperbolehkan, bisa jadi fitnah bahkan bisa
kita arak keliling desa.” Pak Jarwo menjelaskan duduk permasalahan dengan santai.
“Iya, Pak, saya minta maaf. Lain kali tidak akan saya ulangi lagi.” Sari berusaha memilih kata-kata
dengan hati-hati agar tidak salah ucap dan supaya kejadian kali ini tidak menjadi buah bibir masyarakat
desa.
“Oh ya, bapak mau minum apa? Saya bikinkan kopi ya,” Sari berusaha mengalihkan bahan pembicaraan.
“Tapi ada beberapa syarat ketika mbak Sari ingin kejadian ini tidak menjadi besar, mungkin mbak Sari
bisa buatkan saya kopi terlebih dahulu.” ujar ketua RT ini dengan begitu santainya.
Sari pun berjalan menuju dapur diikuti ekor mata Pak Jarwo yang sudah sangat lapar untuk menyantap
belahan pantat montok kepunyaannya. Diam-diam Pak Jarwo mengikuti Sari ke dapur, dan seketika itu pula
mendekap Sari dari belakang dan menutup mulutnya.
“Ini syarat pertama, saya mau kopi susu dan… susunya langsung dari sini.” Pak Jarwo mengelus pelan
payudara Sari yang tidak ditutupi bra dan hanya dilapisi oleh kemeja tipis.
Seketika Sari berusaha berontak, tapi apalah daya Sari melawan kekuatan Pak Jarwo. Sari juga takut
Rangga terbangun dan memergoki mereka.
“Hmm.. kamu memang binal, pagi-pagi sudah menggoda saya dengan tidak memakai bra dan celana pendek.”
ujar Pak Jarwo.
“Sari baru bangun tidur, Pak Jarwo.” Sari sudah memahami maksud dari Pak Jarwo yang mendekapnya saat
ini dan mencoba santai.
“Pak Jarwo mau pakai susu? Yang kanan apa yang kiri? Aahh..” kata Sari manja. Seketika itu juga Sari
berubah menjadi sangat binal dengan harapan permainan ini cepat selesai.
Mendengar Sari yang dipikirnya susah ditaklukan lalu menjadi seperti pelacur, tak ayal penis Pak Jarwo
pun menegang kuat bahkan hampir keluar dari celana bahannya karena saking panjangnya.
“Sari, Sari… kamu luarnya saja berhijab, mahasiswi kedokteran, tapi dalamnya tidak beda dengan para
perek yang saya temui di jalanan. Kalau begitu langsung masuk ke syarat kedua, kamu harus menjadi budak
seks saya.” kata Pak Jarwo sambil tangannya terus menerus meremas payudara besar milik Sari.
“A-apa, Pak? Budak seks? Sari siap memberikan semuanya buat Pak Jarwo kok, Pak Jarwo bisa entot Sari
dimanapun dan kapanpun. Uuuhh.. remas terus tetek Sari dong, Pak. Sari yakin kontol Pak Jarwo lebih
bisa muasin memek Sari daripada kontol Rangga.. uuhh.. uuhh..” Sari semakin tidak bisa mengontrol
kata-katanya ketika dia merasakan kerasnya penis Pak Jarwo yang sengaja digesekkan ke belahan pantatnya.
“Oke, bawa kopi dan susunya ke ruang tamu. Kamu harus telanjang, hanya pakai handuk dan temui saya.
Bisa?”
Pak Jarwo dengan sangat jumawa memerintah Sari. Sari pun berbalik dan mengemuti jari-jari tangan Pak
Jarwo sambil berkata dengan suara manja,
“Apa pun yang Pak Jarwo mau dengan tubuh Sari, Sari akan berusaha muasin Pak Jarwo dan membuat Pak
Jarwo setia sama memek Sari. Uuuhh.. Pak Jarwo tunggu aja di ruang tamu, yaa..” Usai berkata begitu,
Pak Jarwo pun akhirnya meninggalkan Sari di dapur dan menuju ruang tamu.
Sari sendiri masih merenung di dapur, dia bingung kenapa dia mau mengiyakan permintaan Pak Jarwo untuk
melayaninya pagi ini padahal Rangga, kekasihnya yang tampan, masih tidur nyenyak di kamarnya. Tapi Sari
tak ingin dia dan Rangga pada akhirnya dituduh berbuat asusila dan diarak keliling desa, mau ditaruh
dimana harga diri dan nama baik keluarganya? Padahal sehari-harinya Sari memakai hijab.
Banyak pertanyaan muncul di kepalanya saat itu. Satu hal yang membuat Sari akhirnya mantap menjadi
budak seks Pak Jarwo mulai pagi ini adalah ukuran penis Pak Jarwo yang tadi digesekkan ke pantatnya,
seakan membelai vagina dan lubang pantatnya. Sari seketika itu juga tersenyum dan membawa kopi panas ke
ruang tamu.
“Ini, Pak, kopinya. Sari mau siap-siap dulu, Pak Jarwo tunggu ya..” Sambil mengelus pantat Sari, Pak
Jarwo berkata,
“Iya, pelacur, jangan lama-lama ya.. saya tidak punya waktu banyak.” Pak Jarwo tersenyum menjijikkan.
Sari pun berjalan menuju kamar tidur bsambil menggoyangkan pantat, mempertontonkan kemontokan tubuhnya
pada Pak Jarwo. Sampai di depan pintu, ia menengok ke belakang dan dengan kerlingan mata nakal, Sari
menjilat bibirnya sendiri. Uuuh! Penis milik Pak Jarwo sudah tidak tahan ingin segera mencoblos vagina
Sari saat itu juga, tapi Pak Jarwo masih bersabar. Tak berapa lama kemudian, Sari keluar hanya dengan
memakai handuk. Ia berjalan menuju ruang tamu dan duduk menyamping di pangkuan Pak Jarwo.
“Pejantannya Sari, nih maunya udah diturutin. Sekarang Pak RT cabul ini mau apalagi?” Sari berusaha
menjadi pelacur yang baik walau dalam hatinya masih ada sedikit keraguan.
Pak Jarwo yang ditanya seperti itu malah semakin memuncak birahinya, tapi memang beliau adalah pria yang
sudah sangat matang, tidak mau terburu-buru.
Maka sambil mengelus lengan Sari yang terbuka, ia berkata,
“Sekarang berdiri di hadapan saya, buka handuknya, terus rentangkan sambil kamu duduk di pangkuan saya
sekarang. Ayo lakukan!!” Sari segera berdiri, membuka lipatan handuknya dan memperlihatkan vaginanya
yang tercukur rapi serta payudaranya yang montok dengan putingnya yang berwarna pink mencuat ke atas,
tanda dia sendiri pun sebenarnya dalam kondisi terangsang.
Perlahan-lahan dengan menyunggingkan senyum nakal, Sari duduk di pangkuan Pak Jarwo.
“Hmm.. bapak ini banyak maunya deh, aku juga paham kok caranya muasin tua bandot mesum kayak bapak.
Bapak tenang aja ya..” Sehabis berkata begitu, Sari perlahan mendekatkan bibirnya yang ranum ke telinga
Pak Jarwo,
“Jangan selesai terlalu cepat ya, suamiku sayang.” Sari berbisik dengan begitu mesra dan itu membuat
jantung Pak Jarwo semakin berdetak kencang.
Sari mengulum telinga Pak Jarwo dengan pelan dan mesra, dengan tangan masih memegang handuk dan memeluk
leher Pak Jarwo, seakan-akan mereka tak ingin terlihat orang lain. Pak Jarwo pun tersenyum licik,
menyadari ketidakpercayaannya bagaimana begitu mudah ia menaklukkan mahasiswi kedokteran yang sehari-
harinya berjilbab ini. Dengan tangannya yang kasar, Pak Jarwo mengelusi buah dada Sari yang hanya bisa
dibayangkannya selama ini.
“Uuuhh.. Pak Jarwo nakal ya tangannya. Kok cuma dielus sih, Pak? Diremes juga dong, ini kan punya bapak
sekarang. Hihi,” Sari pun mulai terbawa arus birahi ketika bibirnya menyentuh bibir Pak Jarwo yang
kental dengan bau tembakau,
tapi itu malah menambah gairahnya untuk mengulum bibir pejantan tuanya.
“Uuhh.. hmm.. mmhh.. hmm.. uuhh.. Pak Jarwo lebih aktif dong! Uuuhh.. hmm.. mmhh..” Lidah mereka berdua
saling bertautan, beradu seakan saling mendorong keluar.
Cerita Sex Nafsu Tak Tertahankan Kecipak suara mereka juga sangat keras karena Pak Jarwo sangat menyukai seks yang sedikit kasar dan
berisik, maka dia coba meludahi mulut Sari dan Sari dengan sangat setia menelan semua air liur Pak
Jarwo.
Pak Jarwo meremas payudara Sari dengan sedikit kasar, membuat Sari melenguh nikmat. Jari-jari tua itu
mulai
memilin puting mahasiswi kedokteran tersebut, pegangan tangan Sari pada handuk pun lepas karena Sari
tidak
tahan dengan sentuhan-sentuhan tangan Pak RT tersebut. Tangan Sari mengelus rambut Pak Jarwo yang
sudah memutih dengan penuh rasa sayang.
“Uuuhh.. Pak Jarwooo.. bapak pasti udah lama gak ngerasain tubuh montok kayak Sari ya? Sari pagi ini
jadi istri bapak deh, Sari akan bikin bapak ngerasain surga dunia ya.. uuhh..” Sari menarik kepala Pak
Jarwo menuju payudaranya, berharap putingnya diemut bibir tua namun menggairahkan tersebut.
“Hmm.. umm.. mmm.. puting kamu memang manis, sama seperti orangnya. Hihi..” Pak Jarwo mencolek dagu
Sari sehingga pipi Sari pun semakin memerah mendengar pujian tersebut.
Pak Jarwo terus mengemuti puting Sari dan akhirnya.. mencupang payudara Sari dengan keras dan berisik.
“Auuuww!! Pak Jarwo, pelan-pelan dong ah. Sari gak mau Rangga sampe bangun, nanti Sari gak ngerasain
kontol Pak Jarwo pagi ini..” PakJarwo melempar handuk yang tadi dipakai Sari, meremas pantat gadis itu
dan menciumi lehernya.
Pak Jarwo berubah menjadi beringas karena ia sebenernya sudah tidak tahan dengan segala kata-kata yang
keluar dari mulut Sari saat ini.
Sari melenguh menahan desahannya yang sebenarnya sudah tidak tertahankan, ia baru ingat bahwa ia lupa
mengunci pintu kamarnya dan Rangga bisa keluar sewaktu-waktu. Tapi rasa takut ketahuan malah membuat
birahinya makin meningkat. Sari berusaha melepaskan kancing-kancing kemeja Pak Jarwo saat lidah laki-
laki itu semakin ganas melumuri lehernya dengan air liur. Sari melempar kemeja Pak Jarwo entah kemana,
ia begitu kagum melihat dada bidang Pak Jarwo yang sedikit berbulu.
“Aaaahh.. Pak Jarwo, biarkan saya yang bekerja melayani bapak ya..” Sari tersenyum manja dan turun dari
pangkuan Pak Jarwo secara perlahan sambil menciumi leher lelaki tua itu.
“Aaahh.. Sari, kamu memang pintar sekali memainkan lidahmu di kulit bapak, uuhh!” Pak Jarwo baru kali
ini dimanjakan oleh lidah seorang perempuan, apalagi ketika ciuman Sari turun menuju putingnya. Gadis
itu mencium, menjilat dan sedikit menggigit puting Pak Jarwo.
Birahi Sari sudah tak tertahankan lagi, ia sudah bertransformasi menjadi layaknya pelacur jalanan yang
menghamba pada kenikmatan seksual. Ciumannya kembali turun menuju perut Pak Jarwo yang sudah sedikit
membuncit, walau begitu sisa-sisa hasil fitness zaman dulu masih terlihat samar. Hmm.. dengan sedikit
tergesa-gesa, Sari mencoba melepas ikat pinggang dan celana panjang milik Pak Jarwo, ia sendiri tidak
sabar untuk memanjakan kontol yang tadi digesekkan ke belahan pantatnya.
“Pak Jarwo..” Sari memanggil nama ketua RT tersebut sambil mendesah dan mengerlingkan matanya dengan
nakal, tangannya meremas penis Pak Jarwo sambil menciuminya dari luar celana dalam.
Ah, bagai mimpi jadi kenyataan bagi Pak Jarwo sendiri, ia bisa mengelusi rambut seorang Sari yang
sedang membuka celana dalamnya dan akhirnya mengelus penisnya. Kulit bertemu kulit. Bagaikan adegan film
slow motion, Sari mengecup pelan kepala penis Pak Jarwo.
Cup! Lalu ia mulai menjilati pinggiran penis Pak Jarwo, masih dengan gerakan yang lambat karena Sari
ingin meresapi rasa penis yang mungkin akan menjadi penis favoritnya untuk selamanya. Sari menjilat
penis Pak Jarwo senti demi senti, sambil menutup matanya bagaikan mencoba pertama kali es krim coklat
kesukaannya saat SD.
“Hmm.. mmhh.. umm.. Sari suka rasa Pak Jarwo, mulut ini bakal selalu kangen disentuh kontol Pak Jarwo,
hmm.. mmm..” Penis Pak Jarwo makin tegang mendengar Sari berkata kotor seperti itu.
Mulailah Sari memasukkan semua bagian penis Pak Jarwo setelah dirasa cukup basah oleh liurnya.
Perlahan, sangat pelan, Sari memasukkan semua ke dalam mulutnya, ia ingin penis tersebut menyentuh
ujung tenggorokannya. Lalu juga dengan pelan sekali, Sari melepaskan penis tersebut.
Cup! Penis tersebut sudah begitu tegang ketika pada akhirnya Sari menghisapnya, dari pelan perlahan
menjadi semakin cepat, cepat dan semakin cepat.
“Uhh.. hmm.. mmhh.. hmm.. Pak Jarwo.. hmm.. mmhh!!”
“Iya, mbak Sari? Kontol saya sepertinya jodoh sama mulut mbak, hehe..”
Tapi Pak Jarwo tetaplah seorang pria tua, ia tak akan tahan kalau begini terus. Maka dari itu sebelum
spermanya keluar, segera ia membangunkan Sari dan menyuruh gadis itu kembali dipangku olehnya untuk
mulai memasukkan penis ke dalam liang vagina Sari yang sudah begitu basah. Sari juga berpikir kalau
lama-lama, Rangga bisa bangun dan memergokinya bergumul mesra dengan Pak Jarwo. Maka Sari pun naik dan
duduk di pangkuan Pak Jarwo, tangannya yang lembut memegang dan mengarahkan penis Pak Jarwo ke dekat
bibir vaginanya.
“Uuuhh.. Pak Jarwo.. puaskan saya ya, Pak.. cup!” Sari mencium pipi keriput Pak Jarwo dan menurunkan
tubuhnya perlahan-lahan supaya penis Pak Jarwo bisa masuk secara sempurna ke dalam lorong vaginanya.
“Hhhh… saya tidak menyangka bisa ngentot sama mbak Sari. Tenang aja, bukan Jarwo namanya kalau gak bisa
muasin memek perempuan, hehe..” Pak Jarwo membantu dengan menaikkan pinggulnya guna menyambut pantat
Sari yang semakin turun menyelimuti penisnya dengan kehangatan liang vaginanya.
“Uuhh.. hhh.. mmhh.. uuhh!!” Sari mulai mendesah ketika ia mulai memompa penis Pak Jarwo dengan vagina
sempitnya yang bak perawan. Sambil menggenjot, ia meremas rambut Pak Jarwo dan menciumi pipinya.
“Aahh.. mbak Sari! Uuhh.. uuhh.. memek mbak enak banget, belum pernah saya menikmati memek seperti ini,
uuhh!”
Cerita Sex Nafsu Tak Tertahankan Darah tua Pak Jarwo mulai berganti menjadi darah muda kembali, tangannya mengelus punggung dan pantat
Sari yang sedikit demi sedikit mulai berkeringat. Kecipak pertemuan penis dan vagina perempuan dan
lelaki berbeda usia ini begitu berisik, untung saja Rangga memang terbiasa bangun siang karena ini hari
Minggu. Sari yang mengetahui hal itu menerima saja tumbukan penis di vagina yang sehari-harinya hanya
diisi oleh penis kekasihnya.
“Uuuhh.. teruusshh, Pak Jarwoo.. kontol bapak memang tidak ada duanyaaa!!” Selesai berkata seperti itu,
bibir Sari mencium, mengulum bahkan seperti akan memakan bibir Pak Jarwo, begitu ganas, liar dan
beringas.
Sari terbiasa menerima perlakuan seksual yang lembut dari Rangga, tapi sekarang ia menjadi liar karena
kenikmatan yang kelewat batas.
“Uuuhh.. uuuhh.. mbak Sari! Ayo ganti gaya, saya mau mbak nungging, saya mau doggy style! Uuhh.. hhhh!”
Pak Jarwo merasa bahwa ia harus mengeluarkan spermanya di vagina Sari, kalau bisa menghamilinya. Sari
akhirnya turun dari pangkuan Pak Jarwo dan dengan berpegangan pada sofa, ia menunggingkan pantatnya yang
montok ke arah Pak Jarwo.
Pak Jarwo berdiri dan mencoba memasukkannya ke vagina Sari saat tiba-tiba ia berkata,
“Mbak Sari yang binal, rayu kontol saya biar mau masuk ke memek mbak dong, hehe..” Dia tersenyum
menjijikkan.
“Uuhh.. Pak Jarwo.” Sari mendesah sambil menggoyangkan pantatnya seakan menyambut penis Pak Jarwo yang
semakin mendekat ke liang vaginanya.
“Ayo dong kontolku sayang, masuk ke memek aku. Aku udah gak tahan banget pengen disodok sama kamu, terus
disemprot pake peju, uuhh!” Sari berkata dengan manja sambil memperlihatkan muka sayu,
menggigit jarinya sendiri dan itu cukup membuat Pak Jarwo kembali menusukkan penisnya ke vagina Sari
dengan ganas!
“Uuuhh.. uuhh.. dasar perek nakal! Mahasiswi emang semuanya bisa dipake! Uuhh.. uuhh! Ini bapak entot!
Uuuhh!” Pak Jarwo menggenjot vagina Sari dengan ganas,
sambil menampar pantat gadis itu sampai memerah.
”Uhh! Uhh! Uuhh! Uuhh!” desahan mereka bsaling bersahutan tetapi tetap berusaha untuk tidak terlalu
keras.
Sari juga ikut menggoyangkan pantatnya dan mencari kenikmatan dengan menggosok kelentitnya sendiri
menggunakan jari-jarinya.
“Uuuhh.. uuuhh.. terus, Pak Jarwooo!! bSudah hampir setengah jam berlalu, bapak belum keluar juga!
Uuhhh!” Sari
terus mendesah,
sebentar lagi ia akan mencapai klimaksnya!
“Aaahhh.. Pak Jarwoo!! Saya keluaarrrrr!! Aaahhhhh!!” Sari mendorong pantatnya ke belakang dengan
keras, ia ingin penis Pak Jarwo menyentuh ujung rahimnya.
“Aaaahhhhh.. nikmatnya, Pak Jarwo.. aahhh.. bapak belum keluar ya? Yuk keluarin aja, Pak, di dalem juga
gak papa. Hehe..” Kata-kata Sari yang menggoda membuat Pak Jarwo tidak sabar menyirami vagina mahasiswi
kedokteran ini dengan spermanya.
“Aaahh.. aahhh!” Pak Jarwo semakin ganas menusuk vagina Sari sampai suara tumbukan antara pantat Sari
dan pinggul Pak Jarwo semakin berisik, untung saja tidak berapa lama kemudian Pak Jarwo merasa bahwa
spermanya telah berada di ujung penis dan siap buntuk ditembakkan.
“Aaahh.. aaahhh! Memek mbak enak banget! Sumpah saya ndak bohong! Aaahhh.. uuuhh.. saya keluar yaaa..
aaaaaaaaahhhhhhhhh!!!” Dengan satu lolongan kuat dan dorongan yang kuat akhirnya sperma Pak Jarwo
meluncur masuk ke dalam rahim Sari.
“Aaaahhh.. akhirnya saya bisa puas ngentot sama memek perempuan kayak kamu, uuhh..” Jatuhlah tubuh tua
namun masih bertenaga milik Pak Jarwo ke sofa, ia masih menutup mata dan terengah- engah.
Cerita Sex Nafsu Tak Tertahankan Belum benar-benar bangun dari kenikmatan surgawi yang baru ia rasakan. Sari sendiri juga ikut menyusul
merebahkan dirinya di atas tubuh Pak Jarwo, ia bersandar pada dada bidang laki-laki itu sambil memainkan
penis Pak Jarwo yang masih sedikit tegang namun
sangat basah.
“Hmm.. saya puas banget bisa main sama Pak Jarwo.. hmm, kontol bapak sekarang bebas keluar masuk memek
saya deh.. oke pejantanku sayang?” Sari sekarang benar-benar manja dan terlihat tidak mau melepas penis
milik Pak Jarwo,
ia sudah takluk dan menghamba pada kenikmatan seksual yang diberikan oleh Pak Jarwo.
“Iya, mbak, saya juga puas banget. Hhmm.. ya sudah, pokoknya mbak harus janji selalu sedia memek setiap
kali saya sange ya, mbak.. hehe, cup!” Pak Jarwo mengecup kening Sari, membuat perempuan itu semakin
terbang melayang.
Akhirnya Pak Jarwo memakai kembali pakaiannya dan pergi dari kontrakan Rangga sebelum hari makin siang
dan Rangga kembali terbangun. Sebelumnya, Pak Jarwo dan Sari sempat bertukar liur sebelum mereka
berpisah. Ah, hari yang indah! Sari akhirnya mandi dan pulang meninggalkan Rangga yang sebenarnya..
berpura-pura tidur!!
.
